Istilah cloud hosting itu sudah lama beberapa tahun yang lalu, tapi mungkin ada yang baru memahaminya secara komprehensif setelah diskusi dengan pakar IT. Nah, bagi kalian yang masih belum paham perbedaan antara cloud hosting dengan hosting biasa, berikut ini penjelasannya.
Hosting Biasa (Shared Hosting, VPS, Dedicated)
Layanan hosting biasa atau hosting tradisional menyediakan satu server fisik (atau lebih yang terpisah) sebagai tempat data website dan aplikasi kita di-host atau disimpan atau diletakan. Server fisik adalah sebuah komputer dengan software server yang terhubung ke jaringan intenet dunia yang bisa melayani permintaan data dari client/pegguna internet di seluruh dunia.
Jenis-jenis hosting biasa:
- Shared Hosting: Satu server dipakai untuk beberapa situs web. Biaya lebih murah, tapi sumber daya (RAM, CPU) terbatas dan dibagi dengan pengguna lain.
- VPS (Virtual Private Server): Satu server fisik dibagi menjadi beberapa server virtual. Satu server virtual bisa dibuat sebagai shared hosting untuk beberapa akun website, maupun untuk satu website saja. Artinya memberikan lebih banyak kontrol dan sumber daya daripada shared hosting.
- Dedicated Hosting: Anda memiliki satu server fisik sepenuhnya untuk Anda sendiri. Memberikan kinerja tinggi dan kontrol penuh, tetapi biaya lebih mahal.
Kelebihan hosting biasa: Biaya Lebih terjangkau, kontrol server yang lebih tinggi (terutama di dedicated hosting).
Kekurangan hosting biasa: Skalabilitas terbatas, jika ada lonjakan trafik besar, bisa menyebabkan downtime atau kinerja lambat.
Cloud Hosting
Berbeda dengan hosting biasa, cloud hosting menggunakan jaringan server virtual yang memanfaatkan sumber daya dari beberapa server fisik yang berbeda. Data website dan aplikasi di-host di “cloud”. sehingga tidak bergantung pada satu server fisik saja.
Cara kerja cloud hosting adalah jika satu server down atau mengalami masalah, server lain di jaringan akan mengambil alih tugasnya. Hal ini membuat uptime cloud hosting yang lebih tinggi dan lebih handal.
Kelebihan:
- Skalabilitas: Sumber daya dapat ditingkatkan atau dikurangi sesuai kebutuhan tanpa downtime.
- Reliabilitas: Data di-host di beberapa server, jadi jika ada server yang mengalami kegagalan, yang lain mengambil alih.
- Kinerja: Sumber daya dapat dioptimalkan untuk performa tinggi.
Kekurangan: Biaya bisa lebih mahal dibandingkan hosting biasa jika penggunaan sumber daya tinggi.
Apa maksud di-host di “cloud”, jelaskan lebih rinci lagi!
Di-host di “cloud” berarti data dan aplikasi disimpan di jaringan server virtual yang memanfaatkan sumber daya dari berbagai server fisik yang terhubung satu sama lain dan berada di berbagai lokasi. Berbeda dengan hosting biasa yang mengandalkan satu server fisik saja, cloud hosting memanfaatkan banyak server sekaligus untuk mendistribusikan beban dan ketersediaan layanan.
Berikut ini penjelasan lebih detail:
- Virtualisasi: Cloud hosting menggunakan teknologi virtualisasi untuk membuat server virtual di atas infrastruktur server fisik. Dengan teknologi cloud yang semakin modern, beberapa server fisik bahkan yang berada di lokasi yang berbeda, bisa saling berhubungan dan bekerja sama sebagai satu sistem besar yang dapat diakses kapan saja.
- Keandalan dan Redundansi: Jika satu server fisik mengalami masalah atau rusak, data dan aplikasi yang di-host di cloud tidak akan terpengaruh karena sistem akan segera beralih ke server lain yang aktif.
- Akses Fleksibel: Data dan aplikasi di cloud dapat diakses dari mana saja selama ada koneksi internet, tanpa bergantung pada satu server fisik tertentu.
- Skalabilitas Dinamis: Cloud hosting memungkinkan untuk menyesuaian secara otomatis terhadap kebutuhan sumber daya. Misalnya, jika website kita tiba-tiba menerima lonjakan trafik, cloud dapat menambah kapasitas server secara otomatis untuk menjaga kinerja tetap stabil.
Dengan kata lain, “cloud” dalam cloud hosting adalah nama lain atau istilah untuk infrastruktur terdistribusi yang memungkinkan layanan komputasi tersedia dan dapat diakses melalui internet dengan fleksibilitas yang tinggi.
Apakah hardisk/SSD cloud hosting tidak berada di satu CPU?
Hard disk atau SSD dalam cloud hosting tidak terbatas pada satu CPU/server fisik tertentu. Sebagai gantinya, data disimpan di perangkat penyimpanan yang terhubung dalam jaringan server yang luas. Berikut penjelasannya:
Struktur Penyimpanan Cloud Hosting
- Terdistribusi: Penyimpanan dalam cloud hosting menggunakan teknologi penyimpanan terdistribusi. Data dipecah menjadi beberapa bagian dan disebar ke berbagai server fisik di dalam pusat data atau bahkan di beberapa pusat data yang terhubung.
- Redundansi: Untuk memastikan keamanan data, salinan data biasanya dibuat di beberapa server atau perangkat penyimpanan berbeda. Jika satu server atau drive mengalami kegagalan, salinan data di server lain dapat diakses tanpa gangguan.
Tidak terbatas pada satu CPU
- Cluster Server: Cloud hosting melibatkan cluster server, di mana banyak server bekerja sama untuk menyediakan layanan hosting. Data Anda tidak hanya berada di satu server CPU dengan satu hard disk/SSD saja, tetapi tersebar di banyak server dalam satu jaringan.
- Penyimpanan Terpisah: Cloud storage sering kali menggunakan penyimpanan yang terpisah dari CPU, seperti dalam solusi Storage Area Network (SAN) atau Network-Attached Storage (NAS). Dengan cara ini, penyimpanan data dikelola di perangkat khusus yang didedikasikan untuk membaca dan menulis data, sementara CPU/server yang lain menangani komputasi.
Manfaat Penyimpanan Terdistribusi
- Keandalan: Jika satu server atau drive mengalami kegagalan, data tetap aman dan dapat diakses karena ada salinan data di lokasi lain.
- Skalabilitas: Penyimpanan dapat ditingkatkan dengan menambahkan lebih banyak perangkat penyimpanan ke dalam jaringan tanpa mengganggu operasi yang sedang berjalan.
- Kinerja Lebih Baik: Penggunaan banyak drive dalam jaringan memungkinkan pembagian beban, sehingga akses data lebih cepat dan efisien.
Bagaimana data disimpan dalam Cloud Hosting?
- Replikasi Data: Data website Anda biasanya disalin ke beberapa server atau perangkat penyimpanan (SSD) di dalam jaringan. Jadi, satu data website bisa berada di beberapa SSD server secara simultan. Hal ini dilakukan untuk memastikan redundansi dan keandalan.
- Cluster Server: Cloud hosting menggunakan cluster server, di mana data dipecah atau direplikasi di beberapa server. Jika satu server (server A) mengalami kegagalan, server lain (server B, C, dll.) yang memiliki salinan data akan mengambil alih dan melayani permintaan.
- Failover: Jika server A down, data diakses dari server B (atau server lain) yang memiliki salinan data.
Apakah satu data website berada di beberapa SSD?
Data dari satu website bisa berada di beberapa SSD pada server yang berbeda untuk memastikan redundansi. Ini disebut sebagai replicated storage. Dengan cara ini, jika satu SSD atau server rusak, salinan data masih tersedia di server atau perangkat lain, sehingga akses ke data tetap berlanjut tanpa gangguan.
Apakah data di satu SSD yang bisa diakses oleh beberapa server?
Hal ini juga mungkin dalam beberapa arsitektur cloud, seperti dalam penggunaan Storage Area Network (SAN) atau Network-Attached Storage (NAS):
- SAN (Storage Area Network): Menghubungkan beberapa server ke satu sistem penyimpanan yang dapat diakses secara bersamaan. Penyimpanan di SAN bisa diakses oleh banyak server yang berbeda, sehingga mereka bisa berbagi akses ke data yang sama.
- NAS (Network-Attached Storage): Berfungsi sebagai penyimpanan terpusat yang dapat diakses melalui jaringan oleh beberapa server.
Namun, dalam cloud hosting modern, lebih umum data direplikasi di beberapa perangkat penyimpanan dan server untuk memastikan keandalan dan skalabilitas yang lebih tinggi, dibandingkan bergantung hanya pada satu perangkat penyimpanan terpusat.
Apakah VPS Cloud sama dengan Cloud Hosting?
VPS (Virtual Private Server)
Ketika Anda menyewa VPS, Anda bertanggung jawab untuk mengatur server tersebut, termasuk mengelola backup, pengaturan failover, dan mekanisme redundansi. Meskipun infrastruktur di balik VPS Anda menggunakan teknologi cloud, manajemen failover otomatis dan redundansi di tingkat server biasanya memerlukan konfigurasi tambahan yang harus dilakukan sendiri atau dengan bantuan layanan lain (seperti load balancer atau replikasi manual).
VPS memberikan lebih banyak kontrol dan fleksibilitas, tetapi Anda perlu mengatur sendiri mekanisme failover dan kelangsungan layanan. Jadi VPS Cloud belum tentu sama dengan Hosting Cloud. Karna VPS tergantung bagaiman Anda mengaturnya, kecuali Anda menyewa Managed VPS yang sudah diatur sedemikian rupa agar menjadi Hosting Cloud.
Cloud Hosting (Managed Cloud Hosting)
Layanan cloud hosting yang dikelola (managed cloud hosting) seperti yang ditawarkan oleh penyedia hosting besar biasanya mencakup pengaturan infrastruktur yang lebih canggih, termasuk failover otomatis, replikasi data, dan sistem redundansi bawaan. Penyedia hosting menangani semua aspek teknis untuk memastikan uptime tinggi dan kelangsungan layanan.
Dalam cloud hosting, data dan aplikasi di-host dalam arsitektur terdistribusi. Jika salah satu server dalam jaringan mengalami kegagalan, server lain akan secara otomatis mengambil alih beban kerja. Ini terjadi tanpa intervensi pengguna, karena sistem failover dan manajemen beban telah diatur oleh penyedia layanan.
Layanan ini dirancang untuk menyediakan uptime yang tinggi, biasanya dengan jaminan SLA (Service Level Agreement) tertentu. Infrastruktur yang mendukung layanan ini menggunakan load balancer, auto-scaling, dan replikasi data real-time.
Anda bisa mencoba perbedaan cloud hosting dengan biaya yang sangat terjangkau di Cloud Hosting Indonesia Murah